Untuk Respon Lebih Cepat Mengenai Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Artikel Di Maktabah Udiatama Silahkan Kirim Pesan Ke udy_hariyanto@yahoo.com

MANAJEMEN PELAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN



BAB I
PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling merupakan bentuk pelayanan untuk memberikan bantuan kepada klien dalam menyelesaiakn masalah yang sedang dihadapinya. Akan tetapi bisa juga konseling diberikan kepada orang yang tidak sedang menghadapi masalah secara khusus, program konseling ini biasanya bertujuan untuk mendorong seseorang sehingga ia dapat meningkatkan kemampuan atau mungkin kreatifitasnya. Konseling tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya perencanaan dan persiapan yang matang, didalam konseling ada sebuah proses atau tahap-tahap yang mesti dilalui sehingga klien bisa dipastikan bisa mendapatkan manfaat dari konseling tersebut terhadap masalah yang sedang dihadapinya.
Dalam bimbingan konseling disamping memberikan asesmen kepada kliennya juga harus ada kelanjutan hubungan  antara konselor dan klien, ini dimaksudkan agar perkembangan klien bisa terpantau. Oleh karena bimbingan konseling bukan hanya sekedar konsultasi yang hanya sekali datang saja cukup tanpa adanya followup maka mutlak dalam bimbingan konseling dibutuhkan perencaan dan persiapan yang matang, ahli yang profesional serta metode yang tepat.
Perlu diketahui pula bahwa bimbingan konseling bukan hanya pemberian nasihat atau ajakan dan bimbingan dalam bentuk kata-kata atau pesan-pesan tertentu. Secara komprehensif layanan bimbingan konseling menyangkut semua hal-hal yang diperlukan individu atau kelompok yang bermanfaat bagi perjalanan hidupnya secara keseluruhan. Sebagai seorang profesional konselor dalam bimbingan konseling tidak hanya memberikan bantuan masalah-masalah kejiwaan terhadap klien tapi bisa juga layanan keyakinan dan agama, bimbingan belajar, bimbingan kerja, bimbingan rohani pasien dan lainnya. Proses bimbingan-bimbingan tersebut merupakan sebuah layanan yang harus tertata secara rapi, tidak bisa dilakukan secara asal-asalan, akan ada langkah-langkah yang mesti dilalui. Oleh karenanya, dalam makalah ini akan di bahas tentang gambaran umum mengenai proses dan langkah-langkah bimbingan konseling baik secara individu maupun secara kelompok.
 
BAB II
PROSES DAN LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN KONSELING

A.      PROSES DAN LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU
Bimbingan konseling merupakan upaya yang sistematik dalam upaya membantu individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, dan meningkatkan nilai kemanfaatan individu dalam kehidupan sosialnya. Perubahan tersebut merupakan proses perkembangan individu, yang merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungannya secara sehat dan produktif. Bimbingan konseling individu memiliki tanggungjawab yang penting dalam pengembangan nilai-nilai tersebut. Kerangka kerja konseling individu dilandasi oleh prinsip dasar sebagai berikut :
1.      Klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih  tujuan, membuat keputusan, dan secara umum mampu menerima tanggung jawab dari tingkah lakunya
2.      Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pada masa lalu
3.      Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling
4.      Tanggung jawab pengambilan keuputusan berada pada klien
5.      Konseling memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya membantu  klien menyadari masalahnya.[1] 

Dalam konseling individu hal yang perlu diperhatikan yaitu langkah-langkah memulai konseling. Diantara langkah-langkah konseling Individu adalah;
1.      Pengantaran (introduction)
Mengantarkan klien memasuki kegiatan konseling dengan segenap pengertian, tujuan, dan prinsip dasar yang menyertainya. Lakukan  melalui kegiatan penerimaan yang bersuasana hangat, permisif, tidak menyalahkan, penuh pemahaman, dan penstrukturan yang jelas. Penstrukturan yaitu perlu adanya penjelasan diantaranya tentang konseling, arah konseling, peran konselor dan klien.
2.      Penjajagan (insvestigation)
membuka dan memasuki hal-hal yang bersangkut paut dengan permasalahan dan perkembangan klien. Sasarannya hal-hal yang dikemukakan klien dan hal-hal lain perlu dipahami tentang diri klien. Seluruh sasaran adalah berbagai hal yang selama ini terpendam, yang menghambat perkembangannya pada diri klien. Dan konselor harus bisa menciptakan rasa aman, memberikan kesempatan, semangat serta aspirasi klien.[2]
3.      Penafsiran (interpretation)
Apa yang terungkap melalui panjajagan merupakan berbagai hal yang perlu diartikan atau dimaknai keterkaitannya dengan masalah klien.
4.      Pembinaan (intervention)
Dalam tahap ini disepakati strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan. Strategi disesuaikan dengan sifat masalah, gaya dan teori yang dianut konselor, serta keinginan klien. Konselor dan klien mendiskusikan alternatif pengentasan masalah dengan berbagai konsekuensinya, serta menetapkan rencana tindakannya.[3]
5.      Penilaian (inspection)
penilaian dilaksanakan pada setiap akhir sesi layanan diarahkan kepada diperolehnya informasi dan pemahaman baru, dicapaianya keringanan beban perasaan, dan direncanakannya kegiatan pasca konseling dalam rangka perwujudan upaya pengentasan masalah klien.

Dan perlu diketahui bahwa dalam langkah-langkah tersebut klien sengaja datang kepada konselor. Hal lain yang perlu dilakukan konselor yaitu membuat laporan pelaksanaan konseling individu.
Banyak para ahli mengemukakan tahapan-tahapan dalam konseling yang tidak sama akan tetapi secara garis besar memiliki kesamaan dalam tujuannya. Berikut adalah langkah-langkah konseling lain yang tidak jauh beda dengan apa yang telah dibahas sebelumnya.[4]
1.      Identifikasi Masalah
2.      Diagnosa
3.      Prognosa
4.      Assesment
5.      Follow up
 
B.       PROSES DAN LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK
Dalam bimbingan konmseling kelompok sebaiknya satu tenaga konselor profesional menangani kurang lebih 150 orang.[5] Sementara konselor adalah tenaga profesional dari sarjana bimbingan konseling atau psikologi yang dipersiapkan oleh lembaga untuk mencetak seorang konselor.[6] Bimbingan konseling kelompok bisa dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi sosial klien atau bimbingan yang diberikan bagi klien yang mengalami kesulitan dalam melakukan kontak sosial dengan masyarakat. Maka melalui bimbingan kelompok secara bertahap klien diberikan peluang untuk berinteraksi dan bergaul dalam kelompoknya.[7] Langkah-langkah bimbingan konseling kelompok yaitu.
1.    Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan penjajakan, dimana  para peserta diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan harapan keinginan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota. Penampilan pemimpin kelompok pada tahap ini hendaknya benar-benar bisa meyakinkan anggota kelompok sebagai orang yang bisa dan bersedia membantu anggota kelompok mencapai tujuan yang diharapkan.
2.    Tahap Peralihan
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini yaitu;
a.    Menjelaskan kembali kegiatan kelompok
b.    Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
c.    Mengenali suasana apabila angota secara keseluruhan/sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut
d.   Memberi contoh topik bahasan yang dikemukakan dan dibahas dalam kelompok 
3.    Tahap Kegiatan
a.    Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan yang telah dipersiapkan
b.    Menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok
c.    Tanya jawab tentang topik yang dikemukakan pemimpin kelompok
d.   Pembahasan topik tersebut secara tuntas
e.    Menegaskan komitmen para anggota kelompok (apa yang segera dilakukan berkenaan dengan topik yang telah dilakukan)

4.    Tahap Pengakhiran
a.    Menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan diakhiri
b.    Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing
c.    Pembahasan kegiatan lanjutan
d.   Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e.    Ucapan terimakasih, Berdoa dan perpisahan
5.    Evaluasi Kegitan
Penilaian terhadap kegiatan konseling kelompok dapat dilakukan secara tertulis dimana para peserta diminta mengungkapkan perasaannya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses) maupun kemungkinan keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta.
 
BAB III
PENUTUP

Seiring dengan perkembangan zaman maka meningkat pula tuntutan kuantitas dan kualitas hidup individu, permasalahan yang dihadapi manusia juga semakin kompleks. Permasalahan dimaksud sering kali tidak cukup bahkan tidak mampu diatasi sendiri. Permasalahan tersebut juga tidak terselesaikan dengan tuntas hanya dengan diberi pelayanan dalam bentuk informasi dan nasihat. Setiap individu memerlukan pelayanan yang secara sistematis mampu membantu mengentaskan masalah yang dihadapinya sehingga ia mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan yang efektif sehari-hari.
Oleh karena kompleksnya masalah tersebut maka perlu adanya pelayanan konseling yang terstruktur seperti yang telah dijelaskan diatas. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa konselor sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi setiap individu maupun kelompok. Sehingga untuk menjawab tantangan tersebut kiranya para konselor perlu menyiapkan diri dengan segala instrumennya, sehingga apa yang dibutuhkan masyarakat dari konselor bisa dipenuhi dengan baik. Dengan demikian akan tercipta sebuah kehidupan harmonis.
 
DAFTAR PUSTAKA

Mua’awanah, Elfi dan Hidayah, Rifa. Bimbingan Konseling Islami, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Hikmawati, Fenti. Bimbingan Konseling, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Emwilda. Konseling Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

H. M. Umar dan Sartono. Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: Pustaka Setia,1998.

M. Luthfi. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008.

Zainal Arifin, Isep. Bimbingan Penyuluhan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.


[1]Wahid Suharmawan, Langkah-langkah Melakukan Konseling, artikel diakses tanggal 10 September 2012 pukul 15. 30 wib dari http://ml.scribd.com/doc/52361715/Langkah-Langkah-Melakukan-Konseling.

[2] Erhamwilda, Konseling Islami (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009), h. 121.
[3] Ibid, h. 121.
[4] M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan ( Bandung, Pustaka Setia, 1998), h. 53.
[5] Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), h. 99.
[6] Ibid, h. 99.
[7] M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta, LP UIN Jakarta, 2008), h. 126.

No comments:

Post a Comment