Untuk Respon Lebih Cepat Mengenai Pertanyaan Yang Berhubungan Dengan Artikel Di Maktabah Udiatama Silahkan Kirim Pesan Ke udy_hariyanto@yahoo.com

TIPE-TIPE MANUSIA BERDASAR KEALIMANNYA



بسم الله الرحمن الرحيم
Menuntut ilmu adalah kewajiban seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan. Keberhasilan kita dalam mencari ilmu sangat tergantung dengan lingkungan tempat kita ta’lim termasuk didalamnya pesantren maupun kampus. Akan tetapi, lingkungan akan senantiasa berpengaruh positif kepada kita manakala kita bisa menyesuaikan diri kepada lingkungan yang baik. Hal yang tidak kalah penting yaitu dalam memilih teman, baik itu pergaulan di pesantren maupun dikampus. Ketika kita bisa memilih teman yang baik maka pastilah hal baik yang akan kita peroleh, seperti banyak dikatakan oleh pepatah kita akan seperti apa tergantung kepada siapa kita dekat. Kalau kita dekat dengan penjual ikan pasti akan ikut bau ikan, kalau kita dekat dengan pedagang minyak wangi kita pasti akan ikut wangi. Oleh karenanya kita akan baik atau tidak bisa dilihat dari teman kita baik atau tidak. Mengenai hal ini Imam Al Ghazali manukil perkataan Syaikh Kholil membagi manusia menjadi empat macam. (Ihya ‘Ulumiddin jilid 1 hal 59)
قال الخليل بن أحمد : الرجال أربعة رجل يدرى و يدرى أنه يدرى فذلك عالم فاتبعوه, ورجل يدرى ولا يدرى أنه يدرى فذلك نائم فأيقظوه, ورجل لا يدرى ويدرى أنه لا يدرى فذلك مسترشد فأرشدوه, و رجل لا يدرى ولا يدرى أنه لا يدرى فذلك جاهل فارفضوه.
Menurut Syaikh Kholil bin Ahmad manusia itu ada empat macam, pertama seseorang yang tahu dan tahu kalau dirinya tahu, orang yang seperti adalah orang yang berilmu maka dekatilah, orang yang seperti ini biasanya ia mau mengajar dan membagi ilmunya kepada orang lain. Kedua orang yang tahu dan ia tidak tahu bahwa dirinya tau orang ini seperti orang tidur maka bangunkanlah, maksudnya jika ada orang yang berilmu tapi tidak mau mengajar atau membagi ilmunya kepada orang lain maka wajib bagi kita untuk mengingatkannya, karena pada dasarnya ilmu yang ia miliki adalah ilmu Allah dan tidak ada ruginya ketika kita membagi pengetahuan kepada orang lain. Ketiga orang yang tidak tau dan sadar kalau dirinya tidak tau, orang seperti ini adalah musytarsyid atau orang yang mencari petunjuk, maka wajib bagi kita untuk memberikan petunjuk dan mengajarinya ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama akan tetapi jika ini terjadi pada kita maka sudah semestinya kita harus rajin belajar dan rajin menuntut ilmu dan jangan lupa pula dekatilah orang tipe pertama dan jadikanlah ia guru kita ataupun teman kita. Tipe orang yang keempat yaitu orang yang tidak tau dan tidak sadar kalau dirinya tidak tau, orang yang seperti ini adalah orang jahil atau orang bodoh maka jauhilah. Tipe ini adalah sejelek-jeleknya orang, bodoh tapi tidak mengakui kebodohannya orang yang seperti ini biasanya ia sombong senantiasa mengagung-agungkan ilmunya yang sedikit oleh karenanya jangan sampai orang seperti ini menjadi teman dekat kita, yang ada kita justru akan terimbas kebodohannya apalagi sampai terjadi pada diri kita na’udzubillah min dzalik. Itulah beberapa tipe orang yang disampaikan oleh hujjatul islam Imam Al ghazali dalam kitabnya, memang pembahasan ini sebenarnya adalah pembahasan ‘ulama suu’ akan tetapi sangat erat hubungannya dengan bagaimana kita harus memilih teman ataupun guru sekaligus sebagai bahan instropeksi diri, termasuk tipe yang manakah diri kita ini. Demikian uraian ini kebenaran hanyalah milik Allah dan kalau ada kesalahan itu semata kebodohan saya, Syukron... nafa’Allah.

26, September 2012
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Udy Hariyanto

No comments:

Post a Comment