بسم
الله الرحمن الرحيم
Menuntut ilmu adalah kewajiban seorang muslim baik
laki-laki maupun perempuan. Keberhasilan kita dalam mencari ilmu sangat
tergantung dengan lingkungan tempat kita ta’lim termasuk didalamnya pesantren
maupun kampus. Akan tetapi, lingkungan akan senantiasa berpengaruh positif
kepada kita manakala kita bisa menyesuaikan diri kepada lingkungan yang baik.
Hal yang tidak kalah penting yaitu dalam memilih teman, baik itu pergaulan di
pesantren maupun dikampus. Ketika kita bisa memilih teman yang baik maka
pastilah hal baik yang akan kita peroleh, seperti banyak dikatakan oleh pepatah
kita akan seperti apa tergantung kepada siapa kita dekat. Kalau kita dekat
dengan penjual ikan pasti akan ikut bau ikan, kalau kita dekat dengan pedagang
minyak wangi kita pasti akan ikut wangi. Oleh karenanya kita akan baik atau
tidak bisa dilihat dari teman kita baik atau tidak. Mengenai hal ini Imam Al
Ghazali manukil perkataan Syaikh Kholil membagi manusia menjadi empat macam.
(Ihya ‘Ulumiddin jilid 1 hal 59)
قال الخليل بن أحمد :
الرجال أربعة رجل يدرى و يدرى أنه يدرى فذلك عالم فاتبعوه, ورجل يدرى ولا يدرى أنه
يدرى فذلك نائم فأيقظوه, ورجل لا يدرى ويدرى أنه لا يدرى فذلك مسترشد فأرشدوه, و رجل
لا يدرى ولا يدرى أنه لا يدرى فذلك جاهل فارفضوه.
Menurut Syaikh Kholil bin Ahmad manusia itu ada empat
macam, pertama seseorang yang tahu dan tahu kalau dirinya tahu, orang yang
seperti adalah orang yang berilmu maka dekatilah, orang yang seperti ini
biasanya ia mau mengajar dan membagi ilmunya kepada orang lain. Kedua orang
yang tahu dan ia tidak tahu bahwa dirinya tau orang ini seperti orang tidur
maka bangunkanlah, maksudnya jika ada orang yang berilmu tapi tidak mau
mengajar atau membagi ilmunya kepada orang lain maka wajib bagi kita untuk
mengingatkannya, karena pada dasarnya ilmu yang ia miliki adalah ilmu Allah dan
tidak ada ruginya ketika kita membagi pengetahuan kepada orang lain. Ketiga
orang yang tidak tau dan sadar kalau dirinya tidak tau, orang seperti ini
adalah musytarsyid atau orang yang mencari petunjuk, maka wajib bagi kita untuk
memberikan petunjuk dan mengajarinya ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama akan
tetapi jika ini terjadi pada kita maka sudah semestinya kita harus rajin
belajar dan rajin menuntut ilmu dan jangan lupa pula dekatilah orang tipe pertama
dan jadikanlah ia guru kita ataupun teman kita. Tipe orang yang keempat yaitu
orang yang tidak tau dan tidak sadar kalau dirinya tidak tau, orang yang
seperti ini adalah orang jahil atau orang bodoh maka jauhilah. Tipe ini adalah
sejelek-jeleknya orang, bodoh tapi tidak mengakui kebodohannya orang yang
seperti ini biasanya ia sombong senantiasa mengagung-agungkan ilmunya yang
sedikit oleh karenanya jangan sampai orang seperti ini menjadi teman dekat
kita, yang ada kita justru akan terimbas kebodohannya apalagi sampai terjadi
pada diri kita na’udzubillah min dzalik. Itulah beberapa tipe orang yang disampaikan
oleh hujjatul islam Imam Al ghazali dalam kitabnya, memang pembahasan ini
sebenarnya adalah pembahasan ‘ulama suu’ akan tetapi sangat erat hubungannya
dengan bagaimana kita harus memilih teman ataupun guru sekaligus sebagai bahan
instropeksi diri, termasuk tipe yang manakah diri kita ini. Demikian uraian ini
kebenaran hanyalah milik Allah dan kalau ada kesalahan itu semata kebodohan
saya, Syukron... nafa’Allah.
26, September 2012
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Udy Hariyanto
No comments:
Post a Comment